MOTIVASI BELAJAR
PENDAHULUAN
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh factor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan factor di luar diri disebut ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan factor ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.
Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuh. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
MOTIVASI BELAJAR
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai, atau hutan.
1. Faktor-faktor yang membedakan Motivasi Belajar seseorang dengan peserta didik lainnya, diantaranya :
- Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
- Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
- Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
- Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
- Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
2. Stimulus Motivasi Belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
A. Motivasi dan Pentingnya Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Motivasi di pandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian 1989; Schein, 1991; biggs, & Telfer, 1987).
- Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
- Dorongan
Menurut Hull, dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme, disamping itu juga merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme menyebabkan munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respons dari organisme, kekuatan dorongan organisme, dan penguatan dua hal tersebut. Hull memang menekankan dorongan sebagai motivasi penggerak utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya menolak adanya pengaruh faktor-faktor eksternal.
- Tujuan
Tujuan memberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk “sementara”. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”.
- Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
· Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
· Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
· Mengarahkan kegiatan belajar.
· Membesarkan semangat belajar.
· Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambung. Individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut :
· Meningkatkan, membangkitkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
· Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam.
· Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, insruktur, teman diskusi, penyemanagat, pemberi hadiah, atau pendidik.
· Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi bersemangat untuk belajar. “mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuk menjadi bersemangat belajar.
- Jenis dan Sifat Motivasi
- Jenis Motivasi
· Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.
· Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Motivasi sosial atau motivasi sekunder memegang peran penting bagi kehidupan manusia. Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap yakni : (i) merupakan kecenderungan berpikir, merasa, kemudian bertindak. (ii) memiliki daya dorong bertindak, (iii) relatif bersifat tetap, (iv) berkecenderungan melakukan penilaian, dan (v) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menujukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Kegoncangan tersebut disertai proses jasmani, perilaku, dan kesadaran. Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan yang dipercaya tersebut adakalanya berdasarkan akal, ataupun tak berdasar akal sehat. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh oleh adanya kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku menetap dan berlangsung otomatis. Kemungkinan besar perilaku tersebut merupakan hasil belajar. Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara kuat.
- Sifat Motivasi
Motivasi ada dua jenis, yaitu:
1. Motivasi Intristik atau Internal
Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa/orang itu sendiri.
2. Motivasi Ekstrinsik atau Eksternal
Motivasi : Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Namun dorongan tersebut dating dari luar individu yang bersangkutan. Jadi orang itu dirangsang dari luar.
Motivasi seperti ini perlu diterapkan oleh sekolah karena dalam interaksi belajar mengajar siswa kadang sering tidak menaruh minat dan perhatian terhadap suatu kegiatan yang sedang berlangsung. Oleh sebab itu di dalam kegiatan interaksi belajar, guru dalam hal ini memegang peranan sangat penting dalam upaya menumbuhkan serta meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa secara menyeluruh. Dengan demikian siswa akan lebih aktif berperan serta berpartisipasi positif di dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Mengingat motivasi ekstrinsik ini terjadi karena rangsangan dan pengaruh dari luar diri siswa. Maka guru selayaknya untuk selalu memanfaatkan media dan model pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap muka, selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif.
Dengan demikian jelas siswa akan lebih tumbuh serta berkembang dalam upayanya mencapai tujuan pembelajaran. Tanpa dibarengi usaha guru yang keras, maka kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung jika guru selalu tatap muka, selebihnya siswa akan selalu bersikap pasif.
B. Motivasi dalam Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang instrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi-motivasi belajar berada di tangan para guru atau pendidik dan anggota masyarakat lain.
1. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tamapak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai kainginan menumbuhkan kemuan bergiat, bahkan dikemudian hari menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kamauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic ataupun ekstrinsik, sebab tercapainya tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan akulturasi diri. (Monks, 1989: 241-260; Schein, 1991:87-110; singgih Gunarsa, 1990: 183-199).
b. Kemampuan Siswa
Keinginan seorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksakanan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi rohoni dan jasmani mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi Lingkungan Siswa
Kondisi sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Pembelajar yang masih berkembang jiwaraganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru professional diharpkan mampu memanfaatkan sutat kabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
f. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya membelajarkan disekolah meliputi hal-hal berikut : (i) menyelenggarakan tertib belajar di sekolah (ii) membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan, seprti memanfaatkan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah. (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv) membina belajar tertib lingkungan sekolah.
2. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
a. Optimasi Penerapan Prinsip Belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain :
· Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar.
· Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya
· Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai yang paling menantang.
· Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.
b. Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan, kemauan, pikiran, perhatian, fantasi, dan kemapuan yang lain tertuju pada belajar. Meskipun demikian ketertujuan tersebut tidak selamanya berjalan lancar. Ketidak sejajaran tersebut disebabkan kelelahan jasmani atau mentalnya., ataupun naik turunnya energi jiwa.
c. Optimasi Pemanfaatan pengalaman dan Kemampuan
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak-tindak belajar setiap hari. Perilaku belajar setiap hari bertolak dari jadwal pelajaran sekolah.
Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau mengatasi kesukaran belajar. “Bantuan mengatasi kesukaran belajar” perlu diberikan sebelum siswa putus asa.
d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Upaya mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar dapat dilaukan dengan berbagai cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :
· Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
· Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar.
· Guru mengajak siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah, lomba tanam bunga, lomba lukis, lmba kerajinan.
· Guru mengajak serta orng tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan, majalah, alat olah raga, dan kebun bunga.
· Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai.
· Guru bekerjasama dengan pendidik lain seperti orang tua, ulama atau pendeta, pramuka, dan para instruktur pendidik pemuda, untuk mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.
KESIMPULAN
Di sekolah, kebutuhan dasar paling penting adalah kebutuhan akan kasih sayang dan harga diri. Siswa yang tidak memiliki perasaan bahwa mereka dicintai dan mereka mampu, kecil kemungkinannya memiliki motivasi belajar yang kuat untuk mencapai perkembangan ke tingkatnya yang lebih tinggi. Sebagai misal, pencarian pengetahuan dan pemahaman atas upaya mereka sendiri atau kreativitas dan keterbukaan untuk ide-ide baru yang merupakan karakteristik orang-orang yang mencapai aktualisasi diri. Siswa yang tidak yakin bahwa mereka dapat dicintai atau tidak yakin dengan kemampuannya sendiri akan cenderung untuk membuat pilihan yang aman: BERGABUNG DENGAN KELOMPOKNYA, BELAJAR HANYA UNTUK TES TANPA ADA MINAT UNTUK MENGEMBANGKAN IDE-IDE, MENULIS KARANGAN YANG TIDAK KREATIF, DAN SEBAGAINYA. Guru yang berhasil membuat siswa merasa senang dan membuat mereka merasa diterima dan dihormati sebagai individu, lebih besar peluangnya untuk membantu mereka menjadi bersemangat untuk belajar demi pembelajaran dan kesediaan berkorban untuk menjadi kreatif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Apabila siswa dikehendaki menjadi pelajar yang mandiri, mereka harus yakin bahwa guru akan merespon secara adil dan konsisten kepada mereka dan bahwa mereka tidak akan ditertawakan atau dihukum karena murni berbuat kekeliruan.
DAFTAR PUSTAKA
Koeswara, E. 1989. Motivasi. Bandung : Angkasa.
Siagian, SP. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Bina Aksara.
Dimyati, Dr,, dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rineka Cipta.
Comments
Post a Comment